Yamaha New Mio, Vega ZR Dan New Jupiter-Z Jangan Asal Colok CDI
Posisi kabel di soket mio lama dan baru
Sudah
banyak kasus fatal. CDI Mio dan New Mio saling tukar. Akibatnya CDI
terbakar dan keluar asap tebal. Sebabnya, walau soket sama namun posisi
kabel berbeda.
Kejadian seperti ini pernah
dialami Sulaeman, pemilik Yamaha Mio lama 2006 asal Bandung. Dipasangi
CDI New Mio (Mio Senyum), kontan begitu kontak di-ON-kan, langsung
keluar asap dari CDI. Lari.... takut kebakaran.
Taunya, soket sama tapi posisi kabel berbeda. Itu juga terjadi di Yamaha Vega ZR dan New Jupiter-Z.
Paling
gampang, coba perhatikan soket CDI (lihat gambar). Di Mio dan Jupiter-Z
lama, terminal nomor 1 diisi kabel oranye yang menuju koil. Kalau di
New Mio dan New Jupiter-Z diisi kabel merah yang menuju pulser.
Kalau
asal colok, kabel dari koil dan pulser jadi tertukar. “Ini yang
menyebabkan CDI terbakar dan mati,” jelas Lusep Sugiharto, mantan
mekanik Yamaha yang kini buka bengkel modif di Cirebon.
Lebih
fatal lagi yang tertukar kabel setrum. Di Mio lama, kaki terminal nomor
4 diisi kabel setrum 12 volt. Namun di Mio baru, kaki nomor 4 massa
bodi. Kalau CDI Mio baru dipasang di Mio lama, ini yang menyababkan
keluar asap. Sebab antara setrum positif dan negatif bertemu.
Untuk
mengakalinya agar bisa saling tukar, sebenarnya bisa ditempuh dengan
cara modifikasi. Posisi kaki-kaki di soket CDI diatur ulang. Silakan dan
bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Misalnya
Mio lama mau menggunakan CDI New Mio. Bisa saja asal mau atur ulang
kabelnya. Disesuaikan dengan seperti soket New Mio. Ini tinggal mekanik
yang menyesuaikan. Biar tidak salah, lihat gambar ya.
Bentuk dan ukuran soket sama antara Mio lama dan New Mio
Koil Ikut Mati
Kejadian
saling tukar CDI Mio lama dan baru memang bisa berakibat fatal. Tidak
hanya CDI yang akan terbakar. Kemungkinan kabel bodi juga ikut hangus.
Lebih parah lagi koil juga jadi lemah.
Seperti
dialami di Yamaha Mio milik Sulaeman itu. Mekanik sampai dua hari
melacak kenapa mesin tidak mau hidup. Padahal sudah tukar magnet dan
sepul dengan motor normal.
Termasuk kabel bodi
juga diurut ulang. Dicari sekaligus diteliti semua sambungan yang putus
atau hangus. Tapi, tidak juga ditemui adanya kabel rusak atau terlepas.
Apalagi sampai getas.
Saking pusingnya,
mekanik yang membetulkan sampai ganti sasis dan kabel bodi sampai dua
kali. Setelah diingat-ingat, memang benar. Meski gonta-ganti sasis namun
koil tetap nempel. Jadinya mesin tetap tidak mau nyala.
Rupanya
koil ikut lemah. Padahal ada api busi dan bensin penuh. Tapi, mesin
tidak mau hidup. Biangnya koil ikutan lemah imbas dari asal colok CDI.
Koil
lemah bikin pengapian kecil. Nyala bunga api jadi ikut kecil. Tidak
kuat menahan kompresi yang besar di ruang bakar. Meski dilihat ada api,
dipastikan mesin akan tetap tidak mau nyala.
Begitu
dilakukan penggantian koil, mesin langsung hidup dan normal. Ini
pengalaman berharga dan bisa dibagi kepada semua pembaca setia.
Jika
mengalami hal serupa, buruan ganti koil. Sebab walaupun bensin penuh
dan ada nyala api dari koil, tetap saja mesin tidak mau hidup. Sebabnya
ya itu tadi, nyala api koil kecil.
Diingatkan
jangan sampai bongkar yang lain- dan buang waktu. Koil lemah tentunya
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan mesin untuk hidup.
(motorplus-online.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar