Saat ini adalah zamannya injeksi bung!!..komentar-komentar tersebut sangat sering kita dengar bahkan kadang kita sendiri yang mengucapkannya. Lambat laun teknologi injeksi akan menguasai dunia otomotif roda dua maupun roda empat. Lihat saja Mobil, sekarang mana ada yang tidak memakai injeksi semuanya mobil keluaran terbaru pasti memakai injeksi. Dan saya yakin bahwa kedepannya motorpun akan mengalami hal yang sama, yaitu semua motor keluaran terbaru akan memakai injeksi. Nah tiap-tiap pabrikan biasanya mempunyai racikan sendiri-sendiri dalam teknologi injeksinya dan menyesuikan dengan kebijakan dan jenis dari motor tersebut. Nah untuk sekarang kita akan membahas teknologi dan sensor-sensor yang terdapat pada 3 motor bebek dari beda pabrikan, yaitu Honda Supra-X Helmin, Yamaha Jupiter Z1 dan Suzuki Shooter 115Fi.
Pertama-tama Kita akan membahas bebek Injeksi honda yang mungkin menjadi pelopor Injeksi pada motor bebek alias motor bebek pertama yang menggunakan teknologi injeksi, yaitu Honda Supra-X Helmin PGM-Fi. Pada motor ini ternyata sudah menggunakan
Teknologi PGM-Fi Step 4 teknologi ini diklaim lebih efisien dan lebih mudah. Dimana pada sistem injeksinya hanya menggunakan
- sensor Throttle Position Sensor(TPS),
- Engine Oil Temperature(EOT),
- Crankshaft position Sensor(CKP),
- Oksigen Sensor(O2) dan
- Idle Air Control Valve(IACV).
Kelebihan dari sistem injeksi honda ini adalah lebih mudah dan efisien dan tentunya bisa menekan biaya, dan sistem injeksi ini tidak akan terlalu memakan tempat dan lebih mudah diaplikasikan. Kelemahan dari sistem injeksi ini adalah tidak adanya Intake Air temperature System (IAT) dan Manifold Absolute Pressure Sensor(MAP), nah fungsi ini tugasnya mengecek temperatur(suhu) udara yang masuk ke throttle body dan tekanan udara di sekitarnya. Tanpa sensor ini maka sistem injeksi tidak dapat menyesuaikan dengan tekanan udara secara otomatis, maka dari itu sistem Injeksi honda ini membuat cara manual untuk menyesuaikan tekanan udara pada motor, biasanya dengan patokan ketinggian dari permukaan laut atau dpi. Jadi masih ada settingan manual yang harus dilakukan.
Yang kedua adalah motor bebek dari Yamaha, yaitu Yamaha Jupiter Z1. Pada motor ini sensor-sensor boleh dibilang paling lengkap yaitu sensor
- TPS(Throttle Position Sensor),
- IAPS(Intake Air Pressure Sensor),
- IATS(Intake Air Temperature Sensor),
- CKP(Crankshaft Position Sensor),
- ETS(Engine Temperature Sensor) dan
- O2 Sensor.
Kelebihan dari sistem Injeksi Yamah ini adalah sensor yang dimiliki lumayan lengkap sehingga “input” yang diterima ECU lebih lengkap dan presisi. Sehingga semua sistem berjalan otomatis tanpa perlu ada settingan manual. Kekurangannya adalah sistem ini akan lebih susah untuk diupgrade karena banyaknya sensor yang harus di setting dan dipikirkan, dan bila rusak tentu akan lebih mahal untuk mengganti sistem injeksinya. Dan untuk kondisi stationer sudah diatur langsung oleh ECU.
Suzuki Shooter 115 Fi.
Yang ketiga adalah motor Bebek dari Suzuki, yaitu Suzuki Shooter 115 Fi. Pada motor suzuki ini ternyata masih memakai sistem injeksi konvensional. Sensor-sensornya antara lain adalah
- TPS,
- EOT,
- CKP.
Dimana pada sistem injeksi motor ini masih terdapat setelan untuk mengatur stationer mesin, dan udara yang masuk pun tidak dicek dulu oleh sensor O2. Kekurangannya adalah pada sistem injeksi ini masih adanya setting “manual” tidak otomatis, kemudian sensor yang ada masih sedikit yang mengakibatkan “input” yang diterima ECU kurang lengkap dan Presisi ,akibatnya tentu performa yang tidak maksimal dan efisiensi yang belum maksimal. Kelebihannya jelas dengan sistem injeksi konvensional maka biaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar