by . panduanolibbm
Dalam pandangan awam , Kode SAE umumnya diartikan kode yang membedakan oli mesin berdasarkan tingkat kekentalannya. Tidak kurang tidak lebih. Padahal kode SAE makna sesungguhnya lebih dari itu. Kode SAE sebenarnya juga menunjukkan kemampuan suatu oli dalam menjaga stablitas kekentalannya terhadap pengaruh suhu lingkungan/mesin panas ataupun dingin.
Misalnya:
* untuk SAE 20W50
- Makna secara umum : Oli yang mampu menyesuaikan kekentalannya, pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 20W, pada suhu tinggi seperti SAE 50.
- Sifat oli SAE 20W – mampu di ”starter” pada suhu dingin sampai suhu -10 oC (tidak membeku) dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -20 oC.
- Sifat oli SAE 50 – Pada suhu mesin tinggi 100o C tidak terlalu encer, dengan kekentalan berkisar 16.3 cSt – 21.9 cSt. (Sebagai perbandingan keenceran seperti air ~ 1 cSt) ”
* untuk SAE 15W40
- Makna secara umum : Pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 15W, pada suhu tinggi seperti SAE 40.
- Sifat oli SAE 15W – mampu di ”starter” pada suhu dingin sampai suhu -15 oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -25 oC.
- Sifat oli SAE 40 – Pada suhu mesin tinggi 100o C kekentalannya berkisar 12.5 cSt – 16.3 cSt
* untuk SAE 10W30
- Makna secara umum : Pada suhu rendah (dingin) memiliki sifat seperti oli SAE 10W, pada suhu tinggi seperti SAE 30.
- Sifat oli SAE 15W – mampu di ”starter” pada suhu dingin sampai suhu -20 oC dan mampu mengalir dengan pemompaan sampai -30 oC.
- Sifat oli SAE 30 – Pada suhu mesin tinggi 100o C kekentalannya berkisar 9.3 cS t- 12.5 cSt.
dst.
Untuk lebih jelasnya coba lihat Tabel dibawah ini. Tabel ini adalah SAE J 300 , Tabel yang dipublikasikan Badan SAE (Society Automotive Enginer), – Tabel yang menunjukkan penggolongan tingkat kekentalan suatu oli mesin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar