Kode Spesifikasi Pelumas Kendaraan
Nie cara mengetahui spesifikasi oli mesin buat kendaraan kita biar gak
asal tuang ke mesi. Salah tuang malah bisa bikin loyo kendaraan bahkan
bisa fatal akibatnya. Jika kemarin sudah di ulas tentang SAE oli
kendaraan sekarang bahas tentang arti-arti kode spesifikasi oli yang
tertera pada setiap kemasan oli/pelumas.
Setiap pabrikan kendaraan bermotor telah melakukan pengujian pada setiap
mesin mesin yang telah diproduksi. Tentu saja mereka mengacu pada
standarisasi dunia, misalnya
API Service (American Petroleum Institute)
JASO (Japan Automotive Standard Association )
ACEA (Association Des Constructeurs Europeens d' Automobiles )
DIN (Deutsche Industrie Norm )
Untuk mesin kendaraan ( Motor ), Grade yang tersedia mengacu pada API
Service. API Service sendiri mempunyai kode mulai dari SA hingga SM, dan
di tengah-tengahnya ada SF, SG, SH, SJ, SL dan lainya. Sementara jika
mengacu pada standar JASO pada mesin 2-Tak terdapat kode FA - FD,
Sedangkan pada mesin 4-Tak baru ada MA dan MB.
Mutu suatu pelumas berdasarkan API Service ditunjukan oleh tingkatan
huruf dibelakangnya. Misalkan API SL, Kode S (Spark) menandakan elumas
mesin bensin. Sedangkan kode pada huruf kedua menunjukan nilai mutu
pelumas tersebut. Semakin mendekati huruf Z maka semakin baik pelumas
dalam melapisi komponen mesin. Dan kode kode tersebut juga merujuk pada
mesin-mesin pada keluaran tahun tertentu.
Penggunaan spesifikaksi yang lebih rendah tentu akan mengurangi performa
kendaraan. Pabrikan tentunya telahmengerti secara detail equipment yang
dibuatnya. Sehingga bila kita tidak memenuhinya, maka tidak akan
memperoleh featur maupun benefit atau bahkan mungkin bisa menyebabkan
terjadinya penurunan kinerja pada mesin kendaraan. Oleh sebab itu saat
memilih pelumas sangat dianjurkan untuk memperhatika tahun produksi
motor dan grade oli yang di anjurkan oleh pabrikan.
Grade Oli berdasarkan Tahun Produksi Mesin
API : SF/SG/SH : Untuk mesin kendaraan produksi tahun 1980 - 1996
API : SJ : Untuk mesin kendaraan produksi tahun 1996 - 2001
API : SL : Untuk mesin kendaraan produksi tahun 2001 - Sekarang
JASO (Mesin 2-Tak) : Kode FA - FD
JASO (Mesin 4-Tak) : Kode MA untuk mesin bertransmisi girbiks
: Kode MB untuk mesin bertransmisi automatic (CVT)
Bagaimana Cara - Mengetahui Kode Oli Kendaraan
Kekentalan merupakan salah satu sifat karakteristik fisik oli mesin yang sangat penting. Dalam istilah oli mesin kekentalan biasa dikenal sebagai viskositas. Sebenarnya viskositas tidak sama dengan kekentalan.
Tingkat kekentalan suatu oli mesin mengacu pada lembaga SAE berdasarkan table SAE J 300 tahun 1999.
Ada sekitar 30 jenis kekentalan SAE yg dikenal selama ini, diantaranya seperti SAE SAE 40, SAE 10w, SAE 20w50, SAE 15w50, SAE 10w40, SAE 15w40, dst.
Selama ini mungkin para biker hanya tahu kalau tingkat SAE itu Cuma membedakan encer dan kentalnya suatu oli mesin. Padahal makna SAE sesungguhnya lebih dari itu …. Makna yg mungkin tidak terfikirkan selama ini…Makna yangg justru paling menentukan bagi nasib kondisi mesin motor Anda!!!
Pertanyaannya sekarang:
"Apa makna sesungguhnya dari kode SAE tsb?"
Yang mana tingkat kekentalan oli mesin yg cocok utk motor? SAE20w50,10w40, 15w40 atau 15w50?
Benarkah kalau “tarikan enteng”pake oli encer, menandakan oli yg dipake cocok utk motor Kita?
Sekarang mari kita coba bahas satu persatu tingkat kekentalan oli mesin yg ideal buat motor!!
Umumnya tingkat kekentalan untuk motor, bila dilihat dari kondisi iklim di Indonesia, performa mesin dan hasil pengujian, idealnya dapat dibagi 4 jenis yaitu: SAE 20w50, 10w40, 15w40, atau 15w50.
Sekarang Kita lihat kelebihan dan kekurangan masing2 tk. SAE ini.
- SAE20w50
Oli jenis ini relative kurang efisien dalm pemakain BBM namun sangat baik dalam perlindungan/perawatan mesin, khususnya untuk kondisi jalan di Jakarta yg sering macet, jarang berjalan jauh, polusi dan beban berat. Pada kondisi ini dikenal dg istilah “boundary lubrication”, dimana pada kondisi tersebut, lapisan oli sangat tipis diantara celah mesin yg cenderung berpotensi terjadinya kontak antara logam dengan logam.
Oli jenis ini relative paling kecil nilai viskositas indeksnya (VI), diantara 3 jenis oli lainnya (minimal untuk oli mineral/semi sintetis 120, untuk sintetis 145). Semakin banyak additiv viscosity index improver, semakin sensitif oli/kurang baik buat mesin motor, utamanya terhadap stress di gear.
VI= ukuran kemampuan suatu oli mesin dalam menjaga kestabilan kekentalan oli mesin dalam rentang suhu dengan sampai tinggi. Semakin tinggi VI semakin baik kestabilan kekentalannya. Untuk oli mobil, VI tinggi akan sangat baik dimesin. Untuk motor bisa sebaliknya.
- SAE15w50
Jenis oli relative sama dengan SAE20w50. Sedikit yang membedakan adalah sedikit lebih encer dan nilai VI lebih tinggi dari 20w50. (minimal untuk oli mineral 130, untuk sintetis 150). Semakin tinggi nilai VI artinya adalah semakin banyak pemakaian aditif peningkat angka VI. Untuk motor hal ini sangat riskan. Aditif ini relatif sensitif digunakan untuk motor yang menyatukan oli mesin dan gigi (wet clutch). Artinya oli jenis ini relatif lebih mudah berubah kekentalannya dibandingkan 20w50.
- SAE10w40
Jenis Oli yang relatif paling encer diantaranya ke 3 jenis oli lainnya. Oli ini relatif paling irit BBM, namun kurang baik dalam perlindungan mesin. Terutama pada kondisi jalan sering macet dan beban berat. (Mis. sering dipake boncengan)
Relatif sama dengan SAE 15w50, dalam hal pemakaian aditif peningkat angka VI. (minimal untuk oli mineral 130, untuk sintetis 150). Apakah berarti paling bagus? Belum tentu…! Semakin banyak kandungan aditif peningkat angka VI, semakin besar kemungkinan peluang pecahnya aditif VI-nya dan berubah kekentalannya. Ukuran perubahan kekentalan oli biasanya dipakai batasan sampai 25-30% dari kekentalan awal/oli baru. Agak sulit memang indikatornya soalnya Cuma lab.yg bisa memastikan hal ini.
Kalaupun Anda ingin tetap memakai oli jenis ini, saran saya, perhatikan jarak pergantian olinya lebih awal. Kalau Anda merasa suara mesin sdh agak berbeda sedikit aja..cepet2 ganti dah..
- SAE15w40
Nilai VI, minimal untuk oli mineral 125, untuk sintetis 145.
Hasil pengujian di motor sebenarnya menunjukkan oli jenis ini yang paling pas.. Oli jenis ini relatif paling stabil kekentalannya dibandingkan yang lainnya. Masalahnya oli jenis ini jarang diaplikasikan untuk motor. Biasanya jenis SAE ini, dipakai untuk kendaraan jenis mesin diesel, yang membutuhkan kestabilan kekentalan dalam jarak jauh dan kondisi ekstrim pada mesin diesel.
Sebagai tambahan aditif VI adalah senyawa kimia kopolimer -rantai panjang- yg mampu beradaptasi pada suhu rendah dan tinggi tetapi sensitif terhadap stress di gear..
Selain hal diatas, hal yang terkait dengan perlindungan mesin motor adalah faktor tingkat kode API dan kode JASO MA.
Jenis SAE lainnya sah-sah saja dipakai sejauh anda tahu dan paham menyiasati oli tersebut. Namun untuk kondisi di Indonesia dan performa motor “wet clutch”, tingkat SAE diatas tidak ada salahnya-alias “kudu”- jadi prioritas pilihan Anda. Namun tentu semuanya kembali kepada Anda semuanya…mana menurut Anda yg palin cocok untuk tunggangan Anda….
Tetapi yg paling penting lagi dari semua hal diatas proporsional lah dalam menyiasati ganti oli mesin.
Sumber : http://2roda.info
It's awesome designed for me to have a web site, which is beneficial designed for my experience.
BalasHapusthanks admin