Perkembangan Teknologi Mekanisme Katup – Side Valve (SV) #DOHC vs SOHC (1)
Posted by proud2ride
Pasca peluncuran Honda CB150R StreetFire dan Yamaha New V-Ixion,
perdebatan antara teknologi DOHC vs SOHC menyeruak dahsyat…!!! Seruuuu….
abizzz…!!! Mungkin kalo bukan sekedar perang komen virtual, bisa-bisa
para fans boy Yamaha dan Honda sudah saling lempar batu, lempar rokok
dan lain sebagainya, hehehe…!!! Biar dramatis broo…!!!
P2R sih senyum-senyum saja, tapi lama-lama tak bisa tinggal diam.
Punya pendapat, ya harus disalurkan. Entah akan menjadi pro dan kontra
atau tidak, terserahhhhh…!!! Minimal sudah berani bersuara dengan
berbagai alasan yang P2R ketahui dari hasil sekolah, ngobrol sana sini
dengan orang-orang yang ngerti mesin dan perkembangan teknologi
otomotif.
Dalam judul artikel akan P2R akhiri dengan hastag (halahhh…. lebayyy…
emang di pikir twitter) #DOHC vs SOHC. Akan P2R tulis berseri dari
berbagai sudut. Dan pada tulisan pertama ini, P2R akan bercerita dari
perkembangan teknologi mekanisme katup dari jaman bahula sampai modern.
Mekanisme katup yaitu sebuah sistem untuk mengatur pemasukan gas
pembakaran (campuran bensin dan udara) ke dalam silinder dan mengatur
pengeluaran gas sisa pembakaran. Komponen utamanya yaitu noken as (cam),
klep, rocker arm, dll tergantung teknologi yang dianut.
Nahhh…. pada motor-motor jadul, ada istilah SV (side valve). Posisi
klep disamping blok mesin. Batang klep mengarah ke bawah. Posisi noken
as juga berada di bawah dekat dengan putaran kruk as. Contohnya seperti
Honda CG 100 tahun 1976 (cmiiw). Lihat gambar disamping untuk model SV.
Komponen mekanisme katup SV terdiri dari katup in/ex, per klep, push
rod, cam, gear penghubung ke kruk as. Tidak ada komponen yang bernama
rocker arm.
Bentuknya sangat sederhana bukan…??? Silinder headnya sudah pasti
tidak rumit seperti motor-motor jaman sekarang. Tapi pada putaran
tinggi, kerugian karena kelembaman massa sangat besar. Saat rpm tinggi
antara push road dan cam bisa floating. Kurang cihui deh pokoknya buat
putaran atas.
Nyetel klep juga repot bro. Kerugian lainnya, bentuk ruang bakar
berikut aliran gas pembakaran dari karbu ke silinder kurang bagus.
Efisiensi volumetrik kurang maksimal. Sehingga model seperti ini sudah
ditinggalkan sejak era 1970-an.
Begitulah kira-kiranya bro. Mekanisme katup pada motor 4-tak diawali
dengan model SV seperti dipakai Honda CG100. Kalo merk lain, P2R belum
pernah bongkar dan melihatnya. Kalo di mobil sih banyak banget
contohnya.
Setelah SV, Masuk Generasi OHV (Over Head Valve)
#DOHC vs SOHC (2)
Setelah
generasi mekanisme katup SV (side valve) ditinggalkan di akhir era
70-an (khususnya pada mesin 4-tak sepeda motor), lalu masuk generasi
baru berjuluk OHV alias Over Head Valve. Klep posisinya di kepala
silinder. Kepala klep menempel di ruang bakar silinder head. Sehingga
konstruksi head silinder tak lagi sederhana.
Tapi pada awalnya, posisi noken as alias cam masih di bawah deket
dengan kruk as. Masih sama seperti model SV. Sehingga masih dibutuhkan
push rod. Bedanya, OHV sudah dilengkapi rocker arm untuk menekan batang
klep.
Pada model OHV, konstruksi ruang bakar jauh lebih bagus dibanding SV.
Campuran gas pembakaran masuk ke dalam silinder dengan lancar.
Efisiensi volumetris menjadi bagus.
Tapi sayangnya, jumlah part alias komponennya masih dirasa terlalu
banyak. Sehingga dirasa kelembaman massa di putaran tinggi masih besar
terutama akibat gesekan push rod dengan cam, dan pada rocker arm-nya
sendiri. OHV dengan noken as di bawah masih kurang bagus pada putaran
mesin (rpm) tinggi.
Para teknokrat otomotif terus melakukan inovasi untuk mencari
efisiensi volumetris maksimal, mesin halus dan powerful. Maka lahirlah
generasi berikutnya yaitu OHV versi OHC (over head camshaft) yang
menurunkan versi SOHC (single over head camshaft) dan DOHC (double over
head camshaft).
Dari OHV Lahirlah OHC (Over Head Camshaft)
#DOHC vs SOHC (3)
Makasih
teman-teman yang turut menambahkan atau memberikan koreksi bahwa
mekanisme katup Honda CG lebih tepatnya masuk kategori OHV. Setelah
versi OHV dirasa kurang cihui untuk sepeda motor, kemudian lahirlah OHC
yaitu Over Head Camshaft. Posisi noken as alias cam berada di head
silinder.
Dengan memindahkan cam dari ruang kruk as menuju head silinder maka
komponen penerus penggerak (push rod) bisa dihilangkan. Karena komponen
tersebut ditengarai paling besar menyumbang terjadinya kelembaman massa
yang bikin tidak bagus untuk mesin-mesin rpm tinggi.
Lantas, ketika cam pindah ke atas, bagaimana meneruskan putaran kruk
as untuk memutarkan camshaft…??? Seperti yang kita ketahui, untuk sepeda
motor menggunakan rantai keteng alias timing chain. Kalau di mobil ada
yang pakai timing belt.
Dengan ditempatkannya cam dan klep di kepala silinder maka konstruksi
head silinder menjadi komplek. Karena disana sudah pasti ada pegas
klep, gear rantai keteng, bahkan rocker arm.
Nahhh…. dari OHC inilah muncul istilah SOHC alias Single Over Head
Camshaft. Karena atas kebutuhan power mesin lebih besar, muncul versi
lainnya yaitu DOHC alias Double Over Head Camshaft.
Mengapa Ada SOHC 2 Klep, 3 Klep Sampai 4 Klep…??? #DOHC vs SOHC (4)
Sebelumnya
sudah P2R kupas mekanisme katup versi SV, OHV sampai OHC yang akhirnya
melahirkan SOHC (Single Over Head Camshaft). SOHC dalam perkembangan di
dunia sepeda motor terbagi dalam beberapa model yaitu SOHC 2 klep, SOHC 3
klep sampai SOHC 4 klep seperti pada Yamaha V-Ixion.
Penempatan cam di atas kepala silinder tujuannya untuk mengurangi
gerak mekanis yang salah satunya muncul dari push rod (model SV dan
OHV). Gerak mekanis ini menyebabkan floating saat rpm mesin tinggi.
Tapi model SOHC pada sepeda motor, umumnya masih menggunakan rocker
arm alias pelatuk klep. Nahhh…. komponen inipun ditengarai menimpulkan
gesekan sekaligus gerak mekanisnya kurang bagus untuk rpm atas. Untuk
mengurangi gesekan dipakai model roller rocker arm.
Sedangkan mencegah floating saat rpm tinggi, salah satu caranya
dengan menghilangkan rocker arm. Contohnya model direct valve yaitu cam
langsung menekan klep seperti pada model DOHC-nya CBR150R dan StreetFire
(nanti kita bahas tersendiri).
Yessss…. balik lagi ke SOHC. Mengapa ada yang 2 klep, 3 klep dan 4
klep….??? Tujuan multivalve lebih dari 2 klep adalah untuk memaksimalkan
efisiensi volumetrik. Pemasukan gas pembakaran saat langkah hisap ke
dalam silinder diupayakan sebanyak mungkin.
Jika 3 klep, maka 2 klep masuk dan 1 klep buang. Jika 4 klep, maka 2
klep masuk dan 2 klep buang. Tapi durasi buka klep masuk lebih lama
dibanding klep buang (nanti kita bahas tersendiri).
SOHC 3 valve dirancang dengan rocker arm klep masuk bercabang dua.
Sekali tekan, 2 klep sekaligus yang membuka. Sedangkan SOHC 4 valve
dirancang dengan rocker arm klep masuk dan buang sama-sama bercabang
dua.
Secara efisiensi volumetrik pasti akan bagus. Pakai 4 klep cuiii….!!!
Tapi kelemahan akibat kelembaman massa dari rocker arm tetap saja ada.
Sehingga secara teori masih kurang cihuiii…. jika dipakai untuk putaran
tinggi.
DOHC Direct Valve vs Roller Rocker Arm
#DOHC vs SOHC (5)
Ingat yaaaa…. tulisan berseri seputar mekanisme katup ini hanya untuk
tambahan pengetahuan saja. Bahasan berdasarkan perkembangan yang ada
dipersepeda motoran, khususnya yang masuk di tanah air. Sooo….. gak usah
ribut, apalagi sinis sama penulisnya. Situ mau jagoin DOHC-ya
StreetFire, silahkan. Pilih SOHC 4 valve-nya New V-Ixion, ya suka-suka
anda…!!!
Mekanisme katup hanyalah sebuah sistem untuk mengatur keluar masuknya
gas pembakaran ke dalam silinder. Hanya sebagi salah satu penunjang
power, akselerasi dan keiritan bahan bakar. Tidak mutlak, bukan
satu-satunya.
Wellll…. wewe gombelll…. lanjut ke tulisan soal DOHC alias Double
Over Head Camshaft. Dua buah batang noken as bercokol di kepala
silinder. Kalo sudah DOHC sudah pasti multi valve di atas 2 klep.
Mubazir bin aneh kalo sudah DOHC tapi cuma 2 valve, hehehe…!!!
Kalo pada motor satu silinder, kebanyakan pasti 4 valve. Satu poros
noken as untuk menggerakkan 2 klep masuk dan poros cam satunya lagi
untuk menggerakkan 2 klep buang.
Nahhh….
DOHC yang masuk ke tanah air kebanyakan direct valve seperti pada
Satria FU150, CBR150 dan StreetFire. Lihat saja gambar di atas.
Tapi ada juga DOHC yang masih pakai roller rocker arm. Yaitu punya
CBR250. Semuanya punya maksud dan tujuan. Sabar saja, pasti tak jelasin
bro. Kalo kurang silahkan ditambahkan.
Maksud diciptakannya model DOHC 4 klep, direct valve adalah (1) untuk
memaksimalkan efisiensi volumetrik. (2) untuk mengurangi gerak mekanis
dari rocker arm. Gejala floating pas rpm tinggi diminimalisir.
Tapiiii….. proses ganti shim (pengganti stel klep) jika sudah aus
menjadi agak susah. Mesti bongkar banyak bro. Konstanta pegas klep juga
butuh lebih tinggi. Ada efeknya juga ini bro.
Sedangkan DOHC with roller rocker arm seperti pada CBR250 dirancang
untuk memudahkan saat stelk klep jika suaranya mulai kasar. Enggak perlu
bongkar head silinder segala. Konstanta per klep juga bisa dikurangi
agar gasingan mesin lebih enteng. Dulu banget P2R sudah pernah bahas
kok. Coba klik http://proud2rideblog.com/2011/04/25/honda-cbr250-kantongi-27-patent-technology%E2%80%A6-artikel-2/
Secara jumlah part, DOHC lebih banyak. Dua gigi timing pemutar dua
poros cam dan rantai keteng lebih panjang. Bentuk head menjadi besar.
Makanya mesin DOHC lebih gagah dibanding SOHC 4 klep sekalipun. Nahhhh….
disitulah letak mahalnya DOHC vs SOHC.
Menurut P2R, SOHC 4 klep adalah versi hemat untuk mengejar efisiensi
volumetrik. Enggak perlu bikin dua poros cam dan bentuk head yang rumit.
Tapi jJika diracik dengan durasi cam yang benar, hasilnya juga bisa
maksimal. Tapi ya itu tadi, buat rpm tinggi (misal buat balap), P2R
tetap jagokan DOHC. Kalo buat harian sih, so… so… lah yaouuu…!!!
Mekanisme klep lainnya silahkan baca-baca punya teknologi mobil. Jauh
lebih maju sepeti VTI, VVTi dan lain sebagainya. Dan menurut P2R untuk
motor-motor cc besar yang masuk Indonesia, suatu saat juga akan contek
punya mobil. Tinggal masalah waktu dan kebutuhan.
Ingat bro. Seluruh pabrikan itu enggak mau rugi. Jual motor pasti
cari untung. Tinggal kita sebagai konsumen mesti pintar pilih dan
sesuaikan kebutuhan pribadi. Enggak usah ikut-ikutan.
Hehehe…. jadi masih lifestyle DOHC atau SOHC. Pilih StreetFire atau
New V-Ixion…??? Saran P2R, kalo beli dua motor ini, pertimbangkan pula
ketersediaan part performanya di toko-toko. Karena kok kurang sedap,
beli motor itu tanpa bumbu-bumbu upgrade tampilan dan mesin. Just my
opinion ya sobbbb….!!!
Faktor Timing Valve Pada Cam, Pentinggg…!!!
#DOHC vs SOHC (6)
Multivalve pada motor single silinder (multivalve = lebih dari 2 klep) salah satu tujuannya adalah untuk memperbanyak pemasukan gas pembakaran ke dalam silinder. Meningkatkan efisiensi volumetrik. Lantasss…. jika sebuah motor sama-sama 150 cc, 4 klep, apakah efisiensi volumetrik otomatis seimbang….??? Belum tentu dong, kan ada racikan lainnya yaitu timing valve. Opo kuwiiii….???
Timing valve bisa diartikan sudut lamanya
klep masuk dan klep buang membuka. Semakin lama klep masuk membuka,
secara tidak langsung semakin banyak gas pembakaran masuk ke dalam
silinder. Tapiiii…. terlalu besar juga tidak bagus, kompresi ngempos.
Sudut overlapping besar, bensin jadi boros.
Komponen yang menentukan besar kecilnya
timing valve adalah cam. Perhatikan profil cam dari berbagai motor,
apakah bentuknya sama persis…???? Oh tentu tidakkk…. tinggi, sudut dan
profilnya pasti beda-beda bro. Ada yang gendut, tirus dan sebagainya.
Makin bingunggg….??? Soalnya bahasan ini
sudah mulai masuk level expert, wkwkwkwk…!!! Mesti tahu betul cara kerja
mesin 4-tak. Karena disinilah basic untuk masuk menjadi mekanik racing.
Tanpa pegetahuan ini, gak mungkin bisa papas noken as, dll.
Bakc to topic. Perhatikan gambar di atas.
TDC = To Dead Center alias Titik Mati Atas (TMA). Posisi piston paling
atas. BTC = Buttom Dead Center alias Titik Mati Bawah (TMB). Posisi
piston berada di langkah paling bawah.
IO = klep inlet open, katup masuk membuka.
IC = inlet closed. Katup masuk menutup. EO = Exhaust open, klep buang
membuka. EC = exhaust closed, klep buang menutup.
Jadiiii…. sebenarnya katup masuk itu membuka
tidak pas di TMA dan menutup tidak pas di TMB. Demikian juga dengan
katup buang tidak mulai membuka pas di TMB dan menutup di TMA. Pola ini
berlaku hampir di semua motor. Hanya sudutnya saja yang beda-beda.
Mari coba P2R jabarkan atas diagram di atas.
Warna biru ada timing valve untuk katup masuk dan warna merah untuk
katup buang. Sudut pertemuan antara merah dan biru disebut overlapping
alias kedua klep sama-sama membuka.
Katup masuk mulai membuka beberapa derajat
sebelum piston mencapai TMA pada saat pistom melakukan langkah buang
(piston bergerak dari TMB ke TMA). Kemudian katup baru ditutup beberapa
derajat setelah TMB, ketika piston mulai melakukan langkah kompresi
(dari TMB ke TMA setelah langkah hisap). Jadi totalnya bisa lebih dari
180 derajat (next kita ambil contoh spek cam salah satu motor ya).
Katup buang sendiri mulai membuka beberapa
derajat sebelum TMB saat piston melakukan langkah usaha/kerja. Kemudian
klep buang ditutup beberapa derajat setelah TMA ketika piston melakukan
langkah hisap.
Nahhhh….. jika diulang lagi prosesnya, pada
saat bersamaan klep masuk mulai membuka, klep buang mulai menutup.
Kepala klep seolah selisipan. Kedua klep sama-sama buka, dinamakan
overlapping.
Lantas…. mengapa jika sudut overlapping
besar bisa menyebabkan motor boros…..???? Next P2R bahas tersensiri ya.
Biar gak tambah pusing. Sekarang tolong dimengerti dulu istilah TIMING
VALVE. Jika ada tambahakan dan perlu diluruskan, monggo saja. Biar
sama-sama makin expert….!!!
Mengapa “Sudut Overlapping Besar” Bikin Boros dan Kurang Ramah Lingkungan…???
#DOHC vs SOHC (7)
Lanjut nulis teori ahhhh…. ternyata banyak yang mendukung artikel beginian. Bagi yang sudah expert, ya silahkan dilewati saja. Atau jika mau nambahin infonya, ya tambah okeh banget. Kali ini P2R mau ngulas sedikit soal overlapping klep. Kononnnn…. jika sudut overlapping besar, maka bikin boros bensin dan kurang ramah lingkungan. Mengapa demikian….???
Perhatikan tabel di atas. Sudut overlapping seperti tergambar pada
garis tebal hitam. Yaitu ketika klep masuk (warna biru) dan klep buang
(warna merah) sama-sama membuka. Itu terjadi ketika piston bergerak dari
titik mati bawah (TMB) menuju titik mati atas (TMA) pada saat langkah
buang dan saat piston bergerak dari TMA ke TMB saat langkah hisap. Pada
saat itu klep masuk mulai membuka. Sedangkan klep buang mulai menutup.
Kepala klep seperti salipan.
Klep masuk membuka untuk memasukkan gas pembakaran (campuran udara
dan bensin) ke dalam silinder. Sedangkan klep buang membuka untuk
mengeluarkan sisa pembakaran menuju knalpot.
Nahhh…. apa jadinya jika saat klep masuk dan klep buang sama-sama
membuka….??? Bukankah gas pembakaran bisa ikutan terbuang….??? Apakah
teman-teman masih ingat cara kerja mesin 2-tak…??? Mengapa 2-tak
beracun….??? (untuk mesin 2 tak akan P2R bahas tersendiri ya)
Makanyaaaa…. jika sudut overlapping besar, maka besar kemungkinan gas
pembakaran ikut terbuang juga makin banyak. Pasti lebih boros
dongggg….??? Kalo gas baru yang belum terbakar ikut terbuang, bisa jadi
racun dong….???
Demikian bro, semoga paham. Jika ada yang mai menambahkan silahkan
saja. Atau ada yang mau koreksi jika P2R ada salah penjelasan. Next…
akan P2R coba menghitung timing valve sebuah motor. Tak cari bahannya
dulu bro, biasanya tercantum pada buku manual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar